Milenial Berperan Bagi Sektor Properti
Milenial Berperan Bagi Sektor Properti - Dalam perayaan hari ulang tahun yang ke-42, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menggelar talkshow bertajuk Spirit of KPR Growing with Millenials.
“Pertumbuhan ekonomi khususnya sektor properti tidak lepas dari peran para milenial. Bank BTN menilai milenial bukan hanya menjadi objek, tapi juga subjek yang akan menjadi pendorong utama sektor properti,” kata Maryono selaku Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk.
Dengan proyeksi partumbuhan jumlah penduduk berusia produktif khususnya generasi milenial, perbankan berupaya mengoptimalkan peran mereka di sektor properti baik dari sisi supply maupun demand.
(Eits, jangan coba-coba beli rumah di pinggir kota tanpa menyimak ulasan wilayahnya di Area Insider Rumah.com!)
“Dari sisi demand, kami sudah meluncurkan program KPR Gaeesss pada triwulan III lalu, dengan fitur yang sesuai dengan kemampuan finansial milenial. Sementara dari sisi pasokan kami mengajak milenial menjadi entrepreneur di bidang properti lewat pelatihan atau workshop yang disiapkan Housing Finance Center (HFC) dari BTN,” imbuhnya.
Pengembangan bisnis properti 2019 tidak akan lepas dari peran milenial baik dari sisi supply dan demand properti, sehingga pelaku bisnis properti dan perbankan harus dapat mengatur strateginya menyesuaikan dengan “selera” milenials. Salah satu acuan memotret selera milenial antara lain dengan riset.
Berdasarkan riset dari HFC terhadap 374 responden dari generasi milenial, sebanyak 43% menginginkan rumah satu lantai yang tidak terlalu luas dengan halaman. Dan hanya sebesar 29% yang menginginkan rumah satu lantai berukuran cukup luas tanpa halaman.
Sementara sisanya menginginkan rumah dua lantai. Sedangkan dari sisi harga properti, sama halnya dengan generasi lain, rumah dengan harga terjangkau menjadi pilihan utama 46,8% responden, sementara pemilihan properti berdasarkan lokasi hanya menjadi sasaran utama bagi sekitar 36,6% responden.
“Dari riset tersebut artinya milenial masih membutuhkan rumah tapak untuk mereka jadikan tempat tinggal atau investasi dan harganya harus terjangkau,” kata Maryono.
Tak beda jauh, Rumah.com Property Affordability Sentiment Index melakukan survei terhadap 1.000 orang di kota-kota di Indonesia.
Dari total responden, sebanyak 63% di antaranya berada di golongan generasi milenial, yakni usia 22-35 tahun. Dari total responden milenial ini, sebanyak 51% mengaku masih tinggal di rumah orang tua.
Meskipun tergolong lama dalam memutuskan untuk tinggal terpisah dari orang tua, para milenial ini rupanya tetap menyadari pentingnya punya rumah sendiri.
Sebanyak 87% responden milenial yang mengaku masih tinggal di rumah orang tua mengaku sudah merancang strategi untuk membeli rumah.
Lebih jauh, survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index menunjukkan bahwa mayoritas responden milenial menetapkan rencana untuk keluar dari rumah orang tua pada rentang usia 25-30 tahun.
Ketika diminta untuk menyebutkan alasan-alasannya, sebanyak 59% menyertakan ‘Belum Menikah’ sebagai salah satu faktornya. Alasan lain yang banyak disertakan adalah belum punya uang (53%). Sementara alasan ‘Menjaga Orang Tua’ dicantumkan oleh 47% responden. (Berita Properti)
“Pertumbuhan ekonomi khususnya sektor properti tidak lepas dari peran para milenial. Bank BTN menilai milenial bukan hanya menjadi objek, tapi juga subjek yang akan menjadi pendorong utama sektor properti,” kata Maryono selaku Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk.
![]() |
Milenial Berperan Bagi Sektor Properti |
Dengan proyeksi partumbuhan jumlah penduduk berusia produktif khususnya generasi milenial, perbankan berupaya mengoptimalkan peran mereka di sektor properti baik dari sisi supply maupun demand.
(Eits, jangan coba-coba beli rumah di pinggir kota tanpa menyimak ulasan wilayahnya di Area Insider Rumah.com!)
“Dari sisi demand, kami sudah meluncurkan program KPR Gaeesss pada triwulan III lalu, dengan fitur yang sesuai dengan kemampuan finansial milenial. Sementara dari sisi pasokan kami mengajak milenial menjadi entrepreneur di bidang properti lewat pelatihan atau workshop yang disiapkan Housing Finance Center (HFC) dari BTN,” imbuhnya.
Pengembangan bisnis properti 2019 tidak akan lepas dari peran milenial baik dari sisi supply dan demand properti, sehingga pelaku bisnis properti dan perbankan harus dapat mengatur strateginya menyesuaikan dengan “selera” milenials. Salah satu acuan memotret selera milenial antara lain dengan riset.
Berdasarkan riset dari HFC terhadap 374 responden dari generasi milenial, sebanyak 43% menginginkan rumah satu lantai yang tidak terlalu luas dengan halaman. Dan hanya sebesar 29% yang menginginkan rumah satu lantai berukuran cukup luas tanpa halaman.
Sementara sisanya menginginkan rumah dua lantai. Sedangkan dari sisi harga properti, sama halnya dengan generasi lain, rumah dengan harga terjangkau menjadi pilihan utama 46,8% responden, sementara pemilihan properti berdasarkan lokasi hanya menjadi sasaran utama bagi sekitar 36,6% responden.
“Dari riset tersebut artinya milenial masih membutuhkan rumah tapak untuk mereka jadikan tempat tinggal atau investasi dan harganya harus terjangkau,” kata Maryono.
Tak beda jauh, Rumah.com Property Affordability Sentiment Index melakukan survei terhadap 1.000 orang di kota-kota di Indonesia.
Dari total responden, sebanyak 63% di antaranya berada di golongan generasi milenial, yakni usia 22-35 tahun. Dari total responden milenial ini, sebanyak 51% mengaku masih tinggal di rumah orang tua.
Meskipun tergolong lama dalam memutuskan untuk tinggal terpisah dari orang tua, para milenial ini rupanya tetap menyadari pentingnya punya rumah sendiri.
Sebanyak 87% responden milenial yang mengaku masih tinggal di rumah orang tua mengaku sudah merancang strategi untuk membeli rumah.
Lebih jauh, survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index menunjukkan bahwa mayoritas responden milenial menetapkan rencana untuk keluar dari rumah orang tua pada rentang usia 25-30 tahun.
Ketika diminta untuk menyebutkan alasan-alasannya, sebanyak 59% menyertakan ‘Belum Menikah’ sebagai salah satu faktornya. Alasan lain yang banyak disertakan adalah belum punya uang (53%). Sementara alasan ‘Menjaga Orang Tua’ dicantumkan oleh 47% responden. (Berita Properti)
COMMENTS